Kisah Sukses Pencipta Bonceng Anak


Roihatul JannahIa memenangkan Penghargaan Business Start-Up 2008 dari Shell LiveWIRE Indonesia sebagai seorang wirausahawan muda pemula yang memiliki peluang bisnis menjanjikan. Produknya kecil namun maknanya menjadi amat besar bagi para orangtua di seluruh penjuru Indonesia. Roihatul Jannah adalah pencipta perangkat pembonceng anak yang berhasil memberi ketenteraman hati pada orangtua yang memboncengkan anak naik kendaraan roda-dua.


Inspirasi muncul dari keharusan memboncengkan anak balitanya yang masuk pra-sekolah pada usia 1 tahun. Anak sulungnya, Hasnah, karena sudah berusia 5 tahun, dapat diberi pengertian untuk menjaga diri selama berbonceng motor.Beda halnya setiapkali ia harus memboncengkan si kecil Fatih. Hatinya dag-dig-dug karena puteranya ini punya kebiasaan tertidur apabila dibonceng. Awalnya ia mengandalkan bantuan kerabat untuk ikut berbonceng sambil memegangkan si kecil Fatih. Ia kemudian menyadari bahwa tidak selalu kerabat bisa diminta tolong. Wajarlah apabila ia kemudian menjelajah toko-toko perlengkapan sepeda motor mencari alat pengaman untuk memboncengkan anak. Hasilnya sia-sia.


Setelah berpikir-pikir, Roihatul Jannah akhirnya berkeputusan mengerahkan bakat alaminya untuk merancang sendiri kursi pembonceng buat anaknya. Lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini membuat sebuah gambar teknis sederhana, dengan mempertimbangkan struktur boncengan motor agar pas kalau dipasang. Kemudian ia membawa gambar ini ke tukang las untuk diwujudkan menggunakan bahan baja anti-karat (stainless steel). Agar anak merasa nyaman, kursi pembonceng itu diberi bantalan dan sabuk pengaman. Setiap bahan yang ia pilih terutama mempertimbangkan keselamatan si anak pengguna.


Perangkat pembonceng kreasinya ini masih bersifat eksperimen di waktu itu. Guna memberi keamanan ekstra, ia mengencangkan posisi pembonceng itu ke tubuhnya dengan menggunakan selendang gendong, agar anak tidak lepas saat tertidur. Karena unik, dengan sendirinya banyak pengemudi motor lain menyapanya ketika berhenti di lampu merah dan menanyakan di mana pembonceng itu bisa dibeli.


Ketika Shell LiveWIRE Indonesia mengundang kaum muda di UI untuk ikut seleksi Business Start-Up Award 2008, Roihatul Jannah disodori formulir. Karena tersemangati oleh perhatian positif dari orang-orang di sekelilingnya akan kreasinya, Roihatul Jannah pun serta-merta mengisi lengkap formulir. Ternyata setiap peserta harus menjalankan beberapa tahap ujian. "Alhamdullilah, saya lolos semua tahap seleksi, sampai ke final. Ini membuat saya tambah semangat. Lalu terpikirkan oleh saya untuk bikin bengkel sendiri," demikian ceritanya mengenai kemenangannya di lomba tersebut. Hadiah yang diperoleh sebanyak Rp 20 juta ditambah pinjaman uang dari ibunya ia jadikan modal awal untuk membuka bengkelnya sendiri.


Laku 50 Unit Per Minggu, Sampai Papua


Produk kreasinya ia namakan 'HELMIAT', kata yang dibuat dari gabungan nama suaminya 'Helmi' dan nama panggilan dirinya sejak kecil, yaitu 'Iat'. Dalam deskripsinya, produk buatannya ini disebut 'bonceng bocah'. Ternyata produk Bonceng Boceh Helmiat mengundang peminat dari seluruh Indonesia. Pada akhir tahun 2008, ia sudah memiliki distributor di Jakarta, Surabaya dan Medan. Pengecerannya sudah jauh menyebar luas, dari Pekan Baru, Palembang, Padang, Lampung, Samarinda, Balikpapan, Pare-pare, Bali, NTB, NTT, Ambon, hingga Papua. Dalam seminggu, kurang-lebih 50 unit terjual, katanya.


Bantalan pada produknya sengaja menggunakan bahan aman-anak dengan motif-motif lucu. Setiap unit menjalani uji kekuatan dan beban di laboratorium Teknik Mesin UI. Dari hasil tes, produknya itu aman sampai bebas maksimal 50 kilogram. "Pada keterangan produk, saya merekomendasikan 40 kg," ujar perempuan dengan panggilan Iat ini, yang pada tahun 2002 dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Universitas Indonesia. Sejak pertama dibuat di tukang las hingga kini, sudah banyak penyempurnaan disain dan konstruksi yang terjadi pada produk ciptaannya tersebut.


Anak kedua dari tujuh bersaudara, Iat tumbuh dewasa di Tegal, Jawa Tengah, hingga lulus SMA sebelum pindah ke ibukota untuk menuntut ilmu di UI. Ia mengaku bahwa semangat untuk berwirausaha ia dapat dari kedua orangtuanya yang masing-masing menjalankan usahanya tersendiri. Abah pedagang tekstil dan umi menciptakan disain kain kebaya yang diteruskan ke penjahit untuk dijual. Empat saudara kandungnya mengikuti jejak sang abah menjadi pedagang tekstil.


Produk HELMIAT sudah mendapatkan hak cipta [patent] dari Dirjen Haki dan nomor patent tertera di balik sandaran boncengan. Per unit bonceng bocah ini dijual dengan harga Rp 250.000,- dan dianjurkan hanya untuk membonceng anak menempuh jarak dekat saja. "Bukan untuk perjalanan jauh," ujar Roihatul Jannah mengingatkan. "Idealnya, anak kecil memang nggak boleh bonceng motor."

Arsip Blog

 

Copyright © 2010 • Juara Berita • Design by Dzignine